Sebagai seorang santri Baitul Arqom, pasti familiar dengan Hymne ‘Oh Pondokku’. Dalam liriknya terdapat makna mendalam sehingga lantunan lagu tersebut dengan lembut memasuki relung hati setiap pencari ilmu. Aktivitas mondok sangat erat kaitannya dengan kemandirian dan berpisah dengan orang tua karena sebuah alasan mulia. Ada sebuah pepatah, “Barang siapa yang keluar dari rumahnya atau zona nyamannya untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai kembalinya”. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, mondok adalah salah satu proses jihad terbaik di jalan Allah.
Sangat jelas dalam ingatan, ketika baru memasuki fase masuk pondok, perasaan rindu sama sekali tidak bisa dibendung, terutama kepada orang tua, khususnya ibu. Namun, perasaan seperti itu tidak boleh diberdayakan karena akan merusak niat utama kita untuk mondok. Mari kita simak baik-baik susunan syairnya.
Oh Pondokku
Tempat naung kita Dari kecil, sehingga dewasa Rasa batin, damai dan sentosa Dilindungi Allah ta’ala Oh pondokku, engkau berjasa Pada ibuku Indonesia,
|
Tiap pagi dan petang
Kita beramai sembahyang Mengabdi pada Allah ta’ala Di dalam kalbu kita Wahai pondok tempatku Laksana ibu kandungku Nan kasih serta sayang padaku Oh Pondokku, Ibuku
|
Tertera dengan runtut, bahwa pondok adalah tempat bernaung penuntut ilmu sepanjang usia mereka yang bisa membuat hati merasa tenang dan damai. Betapa berjasanya sebuah pondok terhadap perkembangan akhlak dan mental pemuda Indonesia. Sejak pagi hingga malam selalu memuat unsur pendidikan, tidak hanya pelajaran umum yang disampaikan, namun juga pelajaran agama untuk mengabdi dan mengharap ridha Allah swt.
KH. Masykur Abdul Mu’id pernah berkata, “Lebih baik berpisah sementara untuk membiarkan anak menuntut ilmu agama, daripada menyesal di hari tua karena dia acuh terhadap akhiratnya”.
Pondok pesantren bagaikan seorang ibu yang selalu menjadi tempat berteduh, selalu menjaga, mengayomi dan melindungi para pembelajar sejati. Seluruh santri diharapkan agar terus mengasah kemampuannya dan ikhlas menempa diri, karena kerinduan kepada ibunda tercinta tak melulu harus diutarakan, namun kasih sayang bisa ditunjukkan dengan perubahan diri yang lebih baik setelah nyantri di pondok pesantren. Ibunda ada di sini bersama kalian, mendampingi proses pendidikan. Ya, Pondokku Ibuku. (Tan/*)