Belajar Disiplin Lewat Tobur

    0
    13

    Jember- Lingkungan pesantren dikenal sebagai sarana berdisiplin. Maka tak heran jika di sana sangat identik dengan yang namanya antri. Di mana santri sejati biasa menyebutnya dengan bahasa gaul mereka yaitu tobur.

    Lewat tobur santri dilatih untuk terbiasa hidup berdisiplin. Siapa yang cepat datang, dia yang duluan selesai dan siapa yang lelet, siap-siap menjadi yang terakhir. Aturan yang sangat sederhana ini justru mengajarkan santri bahwa setiap usaha akan ada hasilnya dan setiap keterlambatan akan ada konsekuensinya.

    Setiap waktu santri-santri tidak terlepas dari yang namanya tobur, ntah di saat mandi, mencuci pakaian ataupun piring, mengambil makan, bahkan mengisi air untuk minum. Bukan hanya sekedar antri atau menunggu giliran, tapi mereka dilatih untuk bisa bersabar, menahan diri, tidak menyerobot, serta menghargai hak orang lain.

    Banyak momen-momen lucu yang hadir lewat aktivitas tobur ini. Misal tertidur sambil berdiri karena telah lama menunggu, ada yang lupa giliran karena keasikan bercerita, sampai-sampai ada yang menitip piring karena tidak mau mengantri ketika mengambil makan. Meski sedikit menjengkelkan, tapi justru pengalaman seperti ini yang akan selalu diingat sepanjang hidup.

    Baca Juga :  Ekskul Musik Santri: "Dengan Agama Hidup Terarah, dengan Seni Hidup Menjadi Indah "

    Lebih dari itu, kebiasaan ini juga dapat menumbuhkan rasa kebersamaan. Sebab di tengah-tengah panjangnya antrian, kadang mereka saling bertukar cerita, bercanda, dan juga saling mengingatkan untuk selalu tertib. Maka dari sinilah rasa kebersamaan itu tercipta dan pertemanan diantara mereka akan semakin kuat.

    Tobur menjadi kebiasaan yang mewarnai kehidupan santri di pesantren. Dari sana mereka dapat belajar banyak hal seperti kesabaran, kedisiplinan, ketertiban, bahkan kebersamaan. Suatu saat nanti, pengalaman ini tidak hanya menjadi kenangan lucu, namun bisa menjadi bekal berharga ketika keluar dari pesantren yang tentunya juga dipenuhi dengan antrian.

    Di sisi lain, tobur seolah-olah memberi kesan bahwa setiap manusia mempunyai gilirannya masing-masing. Tidak semua keinginan bisa kita peroleh dengan cara instan, ada rentetan proses yang harus dilewati terlebih dahulu dan salah satu kunci keberhasilannya yaitu dengan bersabar.

    مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ

    “Siapa yang bersabar, dia akan beruntung/berhasil.”

    Akhirnya, mengantri bukan hanya tentang menunggu giliran tetapi mendidik diri agar siap menghadapi tantangan kehidupan yang sesungguhnya. Apabila santri sudah terbiasa dengan yang namanya antrian, maka ia akan menjadi pribadi yang tenang, sabar, disiplin, dan tertib. Harapannya, tobur tidak hanya sebatas rutinitas, melainkan ajang melatih santri agar mampu mengahadapi dinamika kehidupan dengan lapang dada. (Al/Qr)

    Baca Juga :  Melestarikan dan Mengembangkan Warisan Budaya Batik
    PENDAFTARAN SANTRI BARU

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here