Jember- Hari itu, tanggal 22 Oktober 2025 suasana khidmat tampak terlihat di depan gedung auditorium Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember pada pagi yang cerah. Seluruh santri dan para asatidz berbaris rapi melaksanakan upacara peringatan Hari Santri Nasional. Bendera merah putih perlahan mulai berkibar, diiringi dengan sikap hormat semua peserta upacara. Momentum ini menjadi tanda cinta tanah air yang menyatu dengan nilai-nilai keislaman di lingkungan pesantren.
Peringatan ini bukan hanya sekedar acara seremonial, melainkan bentuk penghargaan atas semangat juang yang tak pernah padam, keikhlasan, serta perjuangan para santri yang tetap hidup sampai saat ini. Hari santri menjadi simbol kesemangatan bangsa dan keislaman yang tercipta kuat di golongan santri. Dengan segala syukur, semua santri mengenang seluruh pengorbanan dan usaha para ulama dan santri terdahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Hari santri menjadi pengingat akan sebuah perjuangan dan pengorbanan yang tidak pernah usai. Jika dulu santri berperang melawan penjajah, maka sekarang santri berjuang melawan kebodohan, kemiskinan, serta dekadensi moral.
Barisan santri tampak gagah dengan sarung, kokoh putih, dan peci yang melengkapi. Santriwati pun tampil tak kalah anggun menggunakan baju hitam putih dengan kerudung senada. Di sisi depan, para asatidz dan ustadzah serta pimpinan pondok turut hadir menggunakan busana khas santri.
Dalam amanatnya, Bapak Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember, Al-Ustadz H. Ismat Syauqi, M.E.I. berpesan dengan suara lantang dan penuh semangat, mengingatkan kembali tentang pentingnya marwah pesantren di tengah globalisasi. Beliau menyampaikan bahwa pesantren merupakan benteng pertahanan aqidah terakhir. Walaupun di negri ini terdapat banyak ras, suku, bahasa, santri harus bisa mempertahankan ukhuwah islamiyah yang disertai dengan akhlakul karimah. Beliau menegaskan, santri harus berada di garda terdepan untuk menjaga kekuatan pesantren dan persatuan umat.
Lewat hari santri, kita diingatkan untuk senantiasa melestarikan marwah pesantren sebagai sumber ilmu dan akhlak. Santri masa kini harus bisa menjadi contoh bagi masyarakat dalam berfikir, bertutur dan bertindak. Menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya melahirkan pemuka agama namun juga pejuang peradaban. Semoga santri Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember dapat terus menghidupkan nilai-nilai luhur sehingga marwah pesantren akan tetap terjaga. (Ns/Qr)









