“Lisanmu Keselamatanmu”, Kenapa Kita Harus Menjaga Lisan?

0
150

Jember – Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam(jika tidak mampu berkata baik).”(HR. Bukhari dan Muslim).

Orang yang beriman berbeda dengan orang yang tidak beriman. Orang yang beriman mempunyai dorongan untuk melakukan hal baik. Dengan demikian, mereka tidak mempergunakan lisan mereka untuk mencela. Semakin tinggi imannya semakin baik tutur katanya, karena hatinya selalu dipenuhi dengan kebaikan. Perkataan yang keluar dari lisan orang yang baik adalah perkataan yang menyejukkan, penuh dengan ilmu dan manfaat. Begitu pula dengan diamnya yang berdzikir dan mengingat Allah.  

Perlu kita ketahui, jika kita menggunakan lisan kita untuk berdzikir, membaca Al-Quran, mengerjakan amal ma’ruf, nahi munkar maka, akan menjadi bentuk kesyukuran kita terhadap nikmat Allah SWT. Sebaliknya, jika kita menggunakan lisan kita untuk berbuat dosa maka, akan menjadi bentuk kekufuran kita kepada Allah SWT. 

Muslim yang paling utama adalah yang dapat menjaga lisannya dari perbuatan buruk. Adapun balasan dari tergelincirnya lidah adalah masuk ke dalam neraka sejauh jarak antara timur dan barat. Ketajaman lidah lebih tajam daripada pisau. Sekali gores dapat melukai hati. 

Imam Syafi’i mengatakan “Kalau jelas ada manfaatnya bagi kepentingan umat, baru aku berbicara. Jika tidak, atau merasa syak (ragu) baik buruknya, maka kupilih lebih baik menutup mulutku rapat-rapat.” 

Selain itu, dari kisah Nabi Muhammad SAW pun kita dapat mempelajari bahwa beliau selalu menjaga perasaan orang lain. Bahkan, beliau selalu mengucapkan hal-hal yang baik tanpa menyakiti hati para sahabat. 

Baca Juga :  Keajaiban Sholat Tahajud

Sebagai makhluk ciptaan Allah kita dikaruniai lisan untuk berbicara. Lidah memang sesuatu yang tidak bertulang. Akan tetapi, kita dengan mudahnya mengungkapkan isi hati kita tanpa memikirkan dampaknya terlebih dahulu. Hendaknya, kita memikirkan dampaknya terlebih dahulu dikarenakan dahsyatnya bahaya lidah. 

Dosa Lidah 

  1. Ghibah (Bergunjing)

Allah menggambarkan orang yang menggunjing seperti memakan bangkai saudaranya sendiri yang telah meninggal. Dampak dari ghibah adalah menyebabkan beban pikiran yang berat, menimbulkan gangguan ilustrasi dan halusinasi, dan dapat menimbulkan rasa permusuhan dan emosi. 

2. Fitnah

Allah telah berfirman dalam kitab suci Al-Quran bahwa Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Balasan dari dosa ini adalah azab Jahannam dan azab neraka yang membara. 

3. Mengadu domba

Adu domba dapat merusak hubungan sosial dan menimbulkan kebencian serta perpecahan. Perbuatan ini termasuk fasik. Salah satu azabnya yakni mendapatkan siksa kubur yang amat pedih. 

4. Bersumpah palsu

Sumpah palsu termasuk dosa besar. Pasalnya, dosa ini tidak bisa dibayar dengan kaffarat atau denda. Adapun hukuman bagi pendusta yaitu kelak dialam kubur, mereka akan merobek-robek mulutnya sendiri sampai hari Kiamat.

5. Ingkar janji

Bahaya seseorang jika mengingkari janji:

  1. Hilangnya kepercayaan
  2. Gangguan hubungan interpersonal
  3. Menyebabkan kehilangan peluang
  4. Dampak psikologis pelaku Ingkar janji dan orang lain

Ayat dan Hadis Menjaga Lisan

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ 

Baca Juga :  Dari Ketegangan ke Kelegaan: Kita Rayakan Akhir Ujian dengan Sujud Syukur

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12].

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا 

Artinya: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesunguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” [Al-Ahzab : 58].

“Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya (mulut) dan dua kakinya (kemaluan), maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga”. (HR. Bukhari)

“Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.” (HR. Ahmad).

Keutamaan Menjaga Lisan

  • Dijanjikan Surga
  • Memiliki kedudukan tinggi sebagai seorang Muslim
  • Dijauhkan dari kebinasaan
  • Dihormati dan dipercaya
  • Menciptakan suasana harmonis
  • Terhindar dari fitnah
  • Mendapatkan ridha Allah SWT

Cara Menjaga Lisan

  • Menjaga hati dari sifat tercela
  • Tidak mudah emosi
  • Selalu mengatakan kebaikan

(Rb)

PENDAFTARAN SANTRI BARU

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here