Jember- Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan rahmat dan maghfirah. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesempatan yang besar bagi kita untuk memperbanyak amal shalih dan meningkatkan ketakwaan. Oleh karena itu, hendaknya kita menjadikan bulan ini sebagai momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah dan meninggalkan hal-hal yang sia-sia, apalagi kemaksiatan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh kepada puasanya dari makan dan minum.” (HR. Bukhari)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan dan kemaksiatan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan tujuan utama dari ibadah puasa, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Dari ayat ini, kita memahami bahwa puasa mengajarkan kita untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan ketakwaan. Dengan menahan diri dari hal-hal yang halal seperti makan dan minum pada siang hari, kita dilatih untuk lebih bisa mengendalikan diri dari hal-hal yang haram di luar bulan Ramadhan. Puasa mendidik kita untuk lebih peka terhadap keberadaan Allah dalam setiap aktivitas kita.
Seorang hamba yang bertakwa adalah mereka yang senantiasa merasa diawasi oleh Allah dalam segala aktivitasnya. Kesadaran bahwa Allah selalu melihat dan mengetahui setiap perbuatan kita akan menjadikan kita lebih berhati-hati dalam bertindak, sehingga amal kita senantiasa berada dalam ketaatan dan menjauhi larangan-Nya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapusnya, serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Dari hadis ini, kita belajar bahwa takwa bukan hanya sekadar menjalankan ibadah wajib, tetapi juga mencerminkan akhlak dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian orang menganggap bahwa berpuasa menjadi penghalang untuk tetap produktif dalam beraktivitas. Padahal, banyak contoh dari para sahabat dan ulama terdahulu yang tetap produktif bahkan di saat berpuasa. Salah satu contoh nyata adalah Perang Badar yang terjadi pada bulan Ramadhan. Meskipun dalam keadaan berpuasa, para sahabat tetap semangat berjuang di jalan Allah dan meraih kemenangan yang gemilang.
Oleh karena itu, kita hendaknya tetap semangat dalam beramal shalih dan berkontribusi untuk kebaikan di bulan yang mulia ini. Justru dengan berpuasa, kita bisa lebih fokus dalam meningkatkan kualitas ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, bersedekah, dan membantu sesama.
Marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Jadikanlah bulan ini sebagai sarana untuk meningkatkan ketakwaan, memperbanyak amal shalih, dan menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat. Semoga kita termasuk ke dalam golongan hamba-hamba yang mendapatkan keberkahan dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akhir kata, semoga Allah menerima ibadah puasa kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita insan yang lebih bertakwa. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin. (*)