Hidup Tentram dengan Saling Memaafkan

0
9

Jember- Setiap makhluk hidup yang Allah ciptakan terutama manusia, pasti mempunyai kecenderungan untuk melakukan kesalahan di luar kesadaran, baik secara lisan ataupun perbuatan. Terkadang tanpa sengaja lisan kita menyakiti orang lain, atau bahkan sebaliknya kita yang tersakiti oleh ucapan orang lain. Maka dalam situasi seperti ini, kata maaf menjadi kunci utama agar hubungan persaudaraan tetap terjaga.

Maaf bukan hanya sekedar ucapan, tetapi mengandung banyak makna yang berharga seperti menghilangkan rasa dendam, belajar mengikhlaskan, dan menguatkan persaudaraan. Jadi, sebagai seorang mukmin kita harus bisa menerima maaf orang lain. Sebab memaafkan bukan berarti kelemahan, melainkan sebuah kemuliaan. Persis seperti firman Allah SWT dalam surat Asy-Syura ayat 40 yang berbunyi:

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَاۚ فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: “Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim”.
Dari ayat tersebut kita tahu, bahwa sejahat apapun manusia, kita harus tetap memaafkannya. Dengan begitu, kita akan memperoleh pahala dari Allah SWT. Tak lepas dari itu, bisa jadi di akhirat kelak, kita membutuhkan maaf dari-Nya atas kesalahan-kesalahan lain yang lebih besar.

Baca Juga :  CERDAS: Karya Tulis Ilmiah Berbahasa Internasional Oleh Siswa Akhir

Di Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember para santri hidup bersama teman dari berbagai daerah. Maka tak heran jika muncul pertengkaran-pertengkaran kecil diantara mereka, misal berebut sesuatu, berbeda pendapat, atau bahkan salah paham. Semua itu dapat diselesaikan hanya dengan saling memaafkan.

Para guru-guru pun mengajarkan kepada santri-santrinya agar senantiasa menjaga hati dengan menjadi seorang pemaaf. Memang memaafkan tidaklah mudah, bahkan mungkin tidak mampu menghilangkan bekas luka yang ada. Tapi justru dari situlah tampak sisi kemuliaan umat manusia.

Harapannya, melalui kebiasaan saling memaafkan santri-santri dapat terbebas dari rasa iri, dengki, dan dendam, sehingga kehidupan di pesantren maupun di tengah-tengah masyarakat dapat terasa lebih indah nan tentram karena dihiasi dengan orang-orang yang saling memaafkan. Semoga dengan kebiasaan sederhana ini dapat tercetak seorang muslim yang rendah hati, penyabar, pemaaf, dan memiliki keikhlasan yang luas. (Al/Qr)

PENDAFTARAN SANTRI BARU

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here