Balung – Gemuruh tepuk tangan audiens menggema seantero gedung auditorium. Tempat ini penuh sesak oleh para tamu undangan yang terdiri dari seluruh santri dan santriwati, wali santri, murid-murid, wali murid, seluruh guru dan staf Lembaga Pendidikan Baitul Arqom Balung Jember. Silaturahmi tahunan dalah agenda pondok yang diselenggarakan setiap tahun dengan menghadirkan tamu-tamu besar negara untuk memberikan materi. Pada kesempatan kali ini, seorang guru besar mantan rektor UIN Malang hadir sebagai tamu undangan sekaligus motivator. Beliau ditunjuk karena telah memiliki cakupan cukup luas dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan keagamaan dalam pesantren.
Dalam kesempatan ini, beliau menceritakan berbagai pengalaman yang dimilikinya, salah satunya berupa pengalaman hidupnya sebagai anak kampung dengan aktivitas sehari-harinya di sawah. Tetapi dari kehidupan sederhananyalah beliau memiliki cita-cita yang besar untuk pendidikan setinggi mungkin. Kurang lebih selama 41 tahun hingga saat ini, beliau telah merasakan kursi kepemimpinan mulai dari selaku kepala sekolah di madrasah, Rektor UIN Malang, ketua pengurus NU dan juga Muhammaddiyah, dan lain-lain. Sosok seperti beliaulah yang benar-benar penuh tanggung jawab utamanya dalam memperhatikan dan masalah pendidikan, maka tak heran apabila beliau sangat disibukkan dengan banyak undangan bahkan keliling dunia. Tak heran negara-negara seperti Sudan, Mesir, Amerika, Libya, dan lain-lain telah dijajakinya, selain untuk memberikan tausiyah, beliau pun sekaligus mensurvei lembaga pendidikan untuk menjawab pertanyaan di hatinya akan, ‘lembaga pendidikan yang baik itu sebenarnya yang seperti apa?’
Beliau mengakui dan menyimpulkan bahwa dari sekian banyaknya lembaga pendidikan yang ada dari berbagai negara manapun, ternyata lembaga pondok pesantren lah yang paling unggul dan bagus di antara tingkatan sekolah yang lainnya. Kesimpulan ini diambil karena karakter pesantren yang berbasis madrasah ini mempunyai ciri khas tertentu yaitu berupa bertahan hidup, sukar maju, dan kaya masalah. Di dunia pesantren tak hanya cukup dengan para gurunya mengajar santri saja akan tetapi jauh disamping itu semua guru perlu menjadi suri tauladan yang harus memberi contoh yang baik dalam kesahariannya berupa akhlakul karimah untuk dipahami dan diterapkan. Tapi faktanya sampai sekarang, masih banyak orang belum memahami akan pentingnya akhlaq. Maka dalam hal ini, peranan pesantren adalah pendidikan yang terbaik dengan menggunakan sumber Al-Qur’an dan hadist untuk dasar pembentukan moral serta akhlaq yang baik. Dimana nantinya akan digunakan sebagai acuan hidup bersosial dengan individu yang lainnya untuk manfaat di dunia dan akhirat. Beliau pun berharap, pendidikan pesantren diharapkan dapat menyelesaikan berbagai macam problematika dalam hidup antar satu sama lain. hlm
