Jember – Bahasa adalah salah satu alat komunikasi antar individu. Mempelajari bahasa yang baik dan benar sangatlah penting, karena tanpa bahasa kita pasti kesusahan untuk berinteraksi dengan sesama.
Mulanya manusia berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat dan dengan suara suara yang dihasilkan oleh mulut. Kemudian pemikiran manusia berkembang dan mulai memberi nama benda-benda sekitar, makanan dan lainnya. Setelah itu manusia dapat berdialog dengan menyatukan 2 kata yang berbeda, lantas mereka kembangkan menjadi bahasa.
Bahasa tak hanya berbicara dengan sosial melalui vokal, melainkan ada beberapa jenis bahasa yang harus diketahui, yakni: Bahasa Lisan, yang diucapkan oleh perkataan. Bahasa Tulisan, secara tertulis. Bahasa Isyarat, melalui bahasa atau gerakan tubuh. Biasanya bahasa isyarat ini digunakan bagi penyandang tunarungu dan tunawicara; dan Bahasa Pemrograman, bahasa komputer.
Begitupun bahasa yang kita gunakan dalam keseharian, Bahasa Indonesia. Tak semata-mata bahasa tersebut yang digunakan oleh seluruh masyarakat di dunia, melainkan masih banyak lagi bahasa asing yang belum kita kuasai. Lantas mengapa bahasa di setiap negara berbeda-beda? Hal tersebut bertujuan untuk menjadi ciri khas suatu bangsa dan sebagai alat komunikasi.

Filosofi diterapkannya bahasa asing di Indonesia yaitu dengan mengikuti alur sejarah penjajahan Bangsa Indonesia. Dahulu metode pendidikan yang dipakai sudah menggunakan bahasa asing. Para pribumi dan bangsawan elite pun dituntut untuk harus bisa menguasai Bahasa Belanda, Jepang dan Jerman. Maka pada tanggal 16 Maret 1995, dikeluarkanlah surat penertiban penggunaan bahasa asing di Indonesia. Menteri Dalam Negeri memerintahkan pengubahan plang-plang nama dunia usaha dan perdagangan dari bahasa asing ke Bahasa Indonesia. Hingga seiring berjalannya waktu, metode pembelajaran bahasa asing kini sudah resmi digunakan, seperti Bahasa Inggris.
Dalam hal ini, pesantren berperan penting dalam pengembangan bahasa asing, salah satunya adalah Bahasa Arab dan Inggris. Di sana kita mendapat banyak kosa kata bahasa asing yang sebelumnya tidak kita ketahui. Tak hanya didapat, ilmu yang sudah diajarkan harus dipraktekkan dalam keseharian, agar terbiasa dan terlatih.
Ada beberapa metode pembelajaran bahasa asing yang wajib diketahui macam-macamnya, yaitu: Grammar translation method, metode yang lebih menjurus kepada grammar dan aturan bahasa. Audio lingual method, metode praktik berupa dialog singkat, yang kemudian murid menebak dialog melalui mimik dan pose. Silent way, materi yang bertujuan untuk membentuk nalar dan insting anak agar mampu mengoreksi kesalahan diri sendiri. Total physical response, metode praktik berupa kata kerja seperti duduk dan minum. Cara tersebut diperagakan oleh guru dan kemudian diikuti oleh murid. Perihal tersebut membantu mempermudah dalam penyampaian dan pemahaman materi.
Banyak manfaat yang didapat dari belajar bahasa asing, yaitu: mempengaruhi pertumbuhan otak, meningkatkan kapasitas memori, menjadikan diri lebih pintar, memperluas wawasan, memperkaya keunggulan berkomunikasi dan memupuk rasa percaya diri.
Di pesantren, Bagian Penggerak Bahasa (Qism Ihyai-l-Lughah) mengambil kedudukan besar pada urusan tersebut. Seringkali pondok mengadakan acara motivasi bahasa (tasyji’ul lughah) guna perbaikan bahasa dan meningkatkan kualitas berbahasa di pondok. Kenapa hanya menguasai Bahasa Arab dan Bahasa Inggris? Karena Bahasa Inggris adalah bahasa Internasional yang umumnya digunakan di mancanegara, sedang Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an dan bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Allah SWT berfirman:
بِلِسَانٍ عَرَبِىٍّ مُّبِينٍ
“Dengan bahasa Arab yang jelas.” (QS Asy-Syu’ara: 195)
Bahwa Allah jadikan Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an agar kandungannya dapat dipahami dan tersampaikan dengan jelas kepada umat. Beberapa juga beropini bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa surga yang harus kita pelajari sejak dini.
Adapun tujuan-tujuan dalam berbahasa sebagai berikut: membina diri menjadi pribadi yang multitalenta, untuk pengembangan karier, mendapatkan peluang beasiswa yang besar, eksplorasi budaya baru, memudahkan diri mengikuti perkembangan digital dan memperbesar peluang untuk turut berkecimpung dalam ranah internasional.
Tetapi juga perlu diingat dalam hal ini, bahwa kita sebagai bangsa Indonesia tak seharusnya melepas atau bahkan melupakan bahasa sendiri. Mempelajari bahasa asing itu penting, tapi juga harus diseimbangkan dengan Bahasa Indonesia. Jika unsur seperti itu tidak diterapkan, maka kedudukan Bahasa Indonesia akan lengser tergantikan posisinya dengan bahasa asing pun turut mengacaukan perkembangan bahasa ibu kita.
Lain halnya dengan pondok pesantren. Pesantren membungkus semua ilmu tersebut dengan rapi dan tertata. Buktinya sudah banyak alumni pesantren yang melanjutkan jenjang pendidikannya ke luar negeri. Seperti Mesir, Jerman, Inggris, Swiss, Turki dan sebagainya. Dalih tersebut membuktikan bahwa pesantren sukses dalam membimbing, mendidik dan mengarahkan anak bangsa ke pintu kesuksesan.
Maka, tak perlu kita merasa ragu atau takut untuk mempelajari bahasa asing. Karena pada dasarnya segala ilmu yang ada di dunia ini hanyalah milik Allah semata. InsyaAllah semua ilmu yang didapat faedahnya akan kembali kepada diri sendiri, asal dengan niat dan tekad lillahi ta’ala. (Dgd/qr)
Akses Informasi Pendaftaran Santri
Pertanyaan Terkait Pendaftaran Santri Baru