Jember- Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kamu perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Isra: 1)
Pada hari Senin tanggal 27 Januari 2025 Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember mengadakan lomba tilawah dan nasyid yang bertempat di gedung Auditorium KH. Masykur Abdul Mu’id, L.M.L. Adanya kompetisi ini guna merayakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yaitu Isra’ Mi’raj. Jadi, untuk peserta lomba dimulai dari kelas 1-4 Madrasatul Mu’allimat Al-Islamiyah.
Isra Mi’raj sendiri merupakan peristiwa perjalanan yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW dengan waktu tempuh semalam saja. Maka, Rasulullah melalui perjalanan dari Mekkah (Masjidil Haram) sampai ke Palestina (Masjidil Aqsha), dan mengarungi perjalanan di alam semesta hingga ke Sidratul Muntaha. Namun, apabila kita pikir dengan logika, kejadian tersebut mustahil terjadi. Pasalnya perjalanan dari kota Makkah menuju Palestina membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, peristiwa ini terjadi atas kuasa Allah SWT.
Mengutip dari surat An-Najm ayat 12-18 yang berbunyi:
(12) اَفَتُمٰرُوْنَهٗ عَلٰى مَا يَرٰى
Artinya: Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu?
(13) وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ
Artinya: Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain.
(14) عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ
Artinya: (yaitu) di Sidratul Muntaha.
(15) عِندَهَا جَنَّةُ ٱلْمَأْوَىٰٓ
Artinya: Di dekatnya ada surga tempat tinggal.
(16) اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ
Artinya: (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
(17) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى
Artinya: Penglihatannya (Muhammad SAW) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
(18) لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى
Artinya: Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.
Berdasarkan kandungan surah An-Najm tersebut menceritakan kisah tentang Rasulullah SAW naik ke langit hingga ke sidratul muntaha dan melihat wujud malaikat Jibril dalam wujud aslinya. Selanjutnya, hasil dari kutipan Imam Ahmad dari Ibnu Mas’ud r.a. sehubungan dengan makna ayat ini adalah dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Oleh karena itu, Rasulullah SAW bersabda: Aku melihat Jibril (dalam rupa aslinya), ia memiliki enam ratus sayap, dari bulu-bulu sayapnya bertebaran beraneka warna mutiara dan yaqut.
Pada waktu lain, Ibnu Katsir juga memaparkan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Ismail yang memaparkan bahwa Masruq datang kepada Aisyah RA, lalu bertanya: “Wahai Ummul Mu’minin, apakah Muhammad SAW telah melihat Tuhannya?” Lalu Aisyah menjawab, “Subhanallah, sesungguhnya bulu kudukku berdiri mendengar pertanyaanmu itu, lalu dimanakah akalmu dari tiga perkara yang barangsiapa mengatakannya, maka sesungguhnya dia telah berdusta. Yaitu orang yang mengatakan kepadamu bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, maka sesungguhnya dia telah berdusta.” Oleh sebab itu Aisyah RA membaca firman Allah SWT: Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala penglihatan itu. (QS Al-An’am: 103).
Isra’ Mi’raj adalah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa hingga naik ke Sidratul Muntaha atau langit ketujuh dalam waktu satu malam. Harapannya dengan adanya peristiwa tersebut dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah SWT. (Rb/Qr)