Balung – Pondok Pesantren Baitul Arqom dalam program pendidikannya bagi siswa siswi akhir selalu mengadakan praktek mengajar. Dimulai dengan materi dan teori ajar lantas disambut dengan ujian praktek mengajar yang berlangsung selama satu bulan. Hal ini lantas dilakukan karena siswa siswi akhir setelahnya akan menjadi calon alumni dan mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Oleh karena itu, pondok perlu mempersiapkan santrinya agar menjadi calon ulama unggul di tengah-tengah masyarakat.
Salah satu ujian yang disiapkan yakni Amaliyatu Tadris atau praktek mengajar. Adanya praktek mengajar ini agar para santri mengetahui akan pentingnya kualitas mengajar. Menjadi guru tidak hanya memberikan tugas lalu pulang, namun juga menjelaskan dan memastikan siswa mengerti tentang materi yang sedang dipelajari, oleh karena itu praktek Amaliyatu Tadris ini sangat penting untuk diketahui oleh calon alumni.
Dalam salah satu pesannya, KH. Masykur Abdul Mu’id, LML menyampaikan, “Jadi guru itu, Dipuji tidak terbang, dihina tidak tumbang.” Selain bisa menyampaikan materi dengan baik, seorang guru juga harus memiliki mental yang kuat. Kiranya, ujian praktek Amaliyatu Tadris diberikan kepada santri guna Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember dapat terus melahirkan generasi penerus bangsa yang unggul dalam segala bidang. (Ay/Qr)
