Jember- Ramadhan tiba dengan penuh berkah. Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember melaksanakan aktivitas Ramadhan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, bedanya, santri menjalani puasa tahun ini dengan proses pelaksanaan Ujian Tengah Semester.
Meskipun ujian sedang berlangsung, tentu tak menyurutkan semangat para santri dan santriwati untuk berpuasa dan melaksanakan aktivitas bermanfaat yang lain. Sejak pagi hingga malam mereka dibimbing dan setiap shalat lima waktu serta shalat sunnah Dhuha, mereka mendapatkan siraman rohani yang menyejukkan dari para asatidz dan ustaadzaat yang bertugas sebagai imam dan memberikan ceramah.
Selasa malam (19/3/24), Bapak Pimpinan Pondok, KH. Izzat Fahd, M.Pd.I memberikan kajian usai tarawih di Madrasatul Muallimin wal Muallimat Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember. Beliau berpesan bahwa hendaknya kita semua ini tidak putus asa dalam menuntut ilmu, terlebih lagi ilmu agama. “Karena mempelajari ilmu itu hukumnya wajib. Ilmu apapun itu, pelajari dengan sebaik mungkin, dua-duanya penting. Ilmu agama hukumnya fadhu ain, ilmu umum juga fardhu. Jangan kita beda-bedakan sehingga membuat kita akhirnya ketinggalan zaman, tidak faham teknologi. Jadi semuanya penting untuk dipelajari,” terang beliau.
“Belajarlah seperti Ibnu Hajar al-Asqalani, beliau punya tekad luar biasa untuk menjadi seorang ahli ilmu,” pesan beliau. Konon kisahnya, beliau adalah pemuda yang dikatakan sulit belajar, pada suatu hari ia menemukan sebongkah batu besar, yang terkena tetesan air, kemudian batu tersebut menjadi lubang karena tetesan air yang terus menerus tersebut.
“Ibn Hajar kemudian menyimpulkan bahwa batu sekeras itu saja bisa berlubang hanya karena tetesan air yang sedikit demi sedikit, sedangkan otakku tak sekeras batu, aku pasti bisa menguasai ilmu yang ku pelajari jika aku menekuninya sedikit demi sedikit,” tutur KH. Izzat.
“Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan sederhana yang kadang kala kita salah kaprah dalam menjawab karena ketidak tahuan kita, atau karena kebodohan kita. Maka hendaknya kita belajar sampai kita tahu betul bahwa Islam ini sebenarnya mudah, maka jangan dipersulit, tapi juga jangan punya sifat yang menggampang-gampangkan karena kebodohan kita itu tadi,” jelas beliau.
Beliau menutup ceramahnya dengan berpesan jadilah kita orang muslim yang tidak sekedar tahu, tapi juga faham ilmunya Allah. Jika kita mampu menguasainya, maka selain kita tidak akan bisa dikalahkan oleh bangsa manapun, kita juga akan menjadi pribadi yang rahmatan lil alamin seperti baginda Nabi Muhammad saw. (*)