Balung- Isra’ Mi’raj merupakan salah satu peristiwa yang sangat penting bagi umat Islam, karena pada malam Isra’ Mi’raj ini Rasulullah mendapat perintah untuk melaksanakan ibadah sholat 5 waktu. Isra’ berarti perjalanan nabi Muhammad dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsha, sedang mi’raj merupakan perjalanan nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha (langit ketujuh).
Sebagaimana Allah berfirman dalam Qur’an surat Al-Isra’ ayat 1 yang berbunyi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلًا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
“Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
Tidak sendirian, Rasulullah ditemani oleh malaikat Jibril dalam perjalanan. Dengan menunggangi buroq, Rasulullah melakukan perjalanan hanya semalam, yaitu pada tanggal 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
Di Sidratul Muntaha, Rasulullah bertemu dengan Allah dan mendapat perintah langsung untuk menunaikan ibadah sholat bagi seluruh umat Islam. Pada mulanya Allah memberi perintah untuk melaksanakan sholat 50 waktu dalam sehari, namun nabi Musa meminta Rasulullah untuk kembali menghadap kepada Allah dan meminta keringanan untuk itu. Akhirnya Allah menetapkan perintah sholat 5 waktu dalam sehari atas permintaan keringanan Rasulullah terhadap umatnya.
Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi setelah Aamul huzni atau tahun kesedihan. Disebut tahun kesedihan karena Rasulullah ditinggal meninggal oleh istri tercintanya, Khadijah, yang tak lama kemudian disusul sang paman, Abu Thalib. Oleh karenanya, selain untuk menyampaikan perintah sholat 5 waktu pada Rasulullah dan umat Islam, peristiwa Isra’ Mi’raj ini menjadi hadiah serta bentuk rasa cinta dan kasih sayang Allah terhadap Rasulullah dan umat Islam.
Mengambil hikmah kisah Rasulullah ber-Isra’ Mi’raj, semoga menjadikan kita semua ummat yang terus bisa memperbaiki kualitas diri dan membanggakan Nabi. Mari kita terus perbaiki amal ibadan dan bacaan Al-Quran kita. Semoga Allah senantiasa meridhoi dan merahmati kita. Aamiin. (Az/Qr)