Balung – Tampak nyata dan jelas berbeda antara hidup di rumah yang merupakan zona ternyaman untuk para anak ditengah anggota keluarga dengan di pondok yang apa-apanya harus tirakat dalam kesehariannya. Sebagaimana turut dirasakan oleh para santriwati yang mondok dan tinggal selama 24 jam dalam asrama pondok pesantren Baitul Arqom, tentunya mereka melaksanakan berbagai aktivitas padat setiap hari mulai pagi hingga kembali pagi. Lebih dari itu, pelaksanaan aktifitas sehari-hari tentu tak akan pernah jauh dari kata ‘antri’ atau dalam bahasa gaul para santri disebut “Tobur”.
Ya, mengantri kamar mandi merupakan salah satu keunikan yang ada di pondok, karena betapa seru dan hebohnya saat menyaksikan satu santriwati dengan lainnya harus bergegas berlomba lari dengan berbondong-bondong membawa peralatan mandi dari masing-masing kamar agar segera mendapat kamar mandi. Meski sudah tersedia kurang lebih 70 kamar mandi, ternyata mereka tak langsung segera masuk dan dengan mudah mendapatkannya. Alhasil tampaklah sebuah pemandangan dimana mereka harus mau berderet memanjang dan rela bersabar menunggu di luar pada tiap detik, menit bahkan berjam-jam lamanya demi untuk menyelesaikan aktifitas mandinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata antri berarti berdiri berderet-deret memanjang menunggu untuk mendapat giliran. Aktifitas inilah yang selalu menghiasi hari-hari para santri untuk memulai beraktifitas. Tapi jangan salah, aktifitas Tobur ini bukannya tak bermanfaat dan membuang waktu. Di jepang saja, anak usia dini sudah diajarkan mengantri sejak di bangku sekolah pertama. Hal ini menandakan bahwa aktifitas mengantri berarti sangat penting. Dengan mengantri, orang akan terasah kesabarannya, akan terasah pula kecerdasan emosinya, juga memahami prinsip keadilan. hlm